Prinsip Lari Cepat Yaitu Berlari pada Apa? Ini Penjelasannya

Lari cepat merupakan salah satu cabang atletik yang sudah diperlombakan dalam berbagai kejuaraan dunia. Prinsip lari cepat yaitu berlari pada lintasan lari dengan mengandalkan kekuatan kaki. Selain kaki, ada dua bagian tubuh lainnya yang harus diperhatikan selama melakukan lari cepat.

Selain lari cepat, cabang atletik yang satu ini dikenal juga dengan nama lari jarak pendek. Sprint merupakan istilah lain untuk menyebutkan lari jarak pendek. Jadi, seseorang atlet lari jarak pendek akan disebut sebagai sprinter.

Untuk menguasai olahraga ini, seorang calon sprinter harus menguasai tiga prinsip utamanya. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah sikap yang harus ditunjukkan sebelum mulai berlari. Apa saja hal-hal tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Sejarah Singkat Lari Cepat

Lari cepat atau lari jarak pendek merupakan cabang atletik yang mengandalkan kekuatan kaki untuk berlari sepanjang lintasan. Ada beberapa jarak yang menjadi lintasan lari jarak pendek, diantaranya 100 meter, 200 meter hingga 400 meter.

Cabang olahraga yang satu ini, mulai dikenal sejak zaman Yunani. Tepatnya, sekitar abad ke-7 SM, cabang olahraga ini ditemukan. Diketahui, pada saat itu, seorang prajurit ingin memberitahu kepada Rajanya tentang kabar kemenangan Yunani atas Persia.

Karena terlalu bersemangat, prajurit tersebut berlari sekuat tenaga agar bisa cepat sampai ke tujuan. Namun, diketahui pula prajurit tersebut meninggal setelah berhasil menyampaikan kabar bahagia tersebut.

Sang Raja lalu mengadakan perlombaan lari jarak pendek, dengan tujuan untuk mengenang jasa prajurit tersebut. Sejak saat itu, lomba lari jarak pendek terus berkembang dan menjadi salah satu cabang atletik yang diperlombakan dalam berbagai kejuaraan dunia.

Seiring berkembangnya lomba ini, di tahun 1912, International Athletics Federation atau IAAF, dibentuk sebagai wadah bagi peminat olahraga lari jarak pendek. Hingga saat ini diketahui ada 212 negara yang berada dibawah organisasi IAAF.

Rekor Lari Cepat yang Tercatat

Prinsip lari cepat yaitu berlari pada ujung kaki di atas lintasan lari. Para sprinter akan menempuh lintasan lari dengan jarak tertentu, serta mengandalkan kekuatan dan kecepatan langkah kakinya. Pelari yang berhasil mencapai finish dengan waktu tercepat adalah pemenangnya.

Sepanjang perkembangan olahraga ini, banyak rekor yang dicetak oleh para atlet. Pada kejuaraan Atletik Dunia tahun 2009, tepatnya di Berlin, seorang sprinter asal Jamaika bernama Usain Bolt, berhasil memegang rekor sebagai pelari tercepat.

Sprinter tersebut mampu menempuh lintasan 100 meter dengan waktu 9,58 detik. Sedangkan, sprinter Indonesia bernama Muhammad Zohri, menjadi pemegang rekor lari cepat terbaik dengan waktu 10, 13 detik, untuk lintasan 100 meter.

Muhammad Zohri menjadi salah satu atlet Indonesia yang berhasil membanggakan bangsa. Zohri mencetak rekor tersebut pada tahun 2019 di Kejuaraan Atletik Asia, yang diselenggarakan di Doha, Qatar.

Prinsip Lari Cepat Yaitu Berlari pada Lintasan dan Mengandalkan 3 Bagian Tubuh

Seorang sprinter harus menguasai teknik lari cepat atau lari jarak pendek yang benar. Jika prinsip dasarnya sudah dikuasai, maka para atlet dapat berlari secepat mungkin dengan waktu singkat. Lalu, apa saja prinsip lari cepat ini?

Setidaknya ada 3 prinsip yang harus dipegang oleh para sprinter. Diantaranya, prinsip gerakan pada kaki, ayunan lengan, hingga postur badan yang benar. Agar lebih paham, mari simak penjelasannya berikut ini.

1. Bagian Kaki

Kekuatan dan kecepatan kaki merupakan prinsip utama yang harus dimiliki oleh para sprinter. Sebab, prinsip lari cepat yaitu berlari pada ujung kaki di atas lintasan lari. Para sprinter harus secepat mungkin sampai ke garis finish dengan mengandalkan kekuatan ujung kakinya.

Adapun hal yang harus diperhatikan pada bagian kaki, ketika hendak melakukan lari jarak pendek, yakni sebagai berikut:

  • Posisikan tubuh dengan baik ketika di garis start, sebab tolakan kaki saat di garis start bisa menjadi penentu kecepatan berlari seorang sprinter.
  • Letakkan dengan nyaman dan wajar posisi lutut yang ditekuk, sehingga ketika lari dimulai, bagian paha dapat terangkat dengan mudah.
  • Posisikan salah satu kaki dengan lurus pada papan tempat meletakkan kaki, sehingga kaki belakang dapat menendang lurus ketika lari dimulai.
  • Langkahkan kaki dengan cepat dan lebar sepanjang lintasan lari.
Baca juga:  1 Abad Berapa Detik, Berikut Penjelasan Secara Lengkapnya

2. Bagian Lengan

Bagian lengan juga menjadi salah satu penunjang kekuatan seorang sprinter. Sebab, ayunan lengan menjadi penyeimbang gerakan pelari. Maka dari itu, seorang pelari juga harus memperhatikan gerakan lengannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya:

  • Lengan ditekuk dengan sudut 90 derajat.
  • Lengan diayunkan ketika lari dimulai dengan cepat, menyesuaikan gerakan kaki.
  • Lengan diayunkan cepat dengan ketinggian sebatas hidung.

3. Bagian Badan

Selain kaki dan lengan, badan seorang sprinter juga harus berada dalam posisi yang benar. Hal ini dilakukan agar pelari tidak mudah jatuh selama berlari. Maka dari itu, sikap badan yang harus diperhatikan ketika memulai lari jarak pendek diantaranya:

  • Badan dicondongkan ke depan dengan membentuk sudut 60 derajat, sehingga titik berat terletak di depan.
  • Buat tubuh nyaman dan tidak kaku.
  • Luruskan kepala dengan pandangan terus kedepan.

Prinsip Lari Cepat Ketika di Garis Start

Karena prinsip lari cepat yaitu berlari pada ujung kaki di atas lintasan lari, maka pelari harus memulai lari dengan posisi yang tepat. Maka dari itu, berikut disajikan tiga prinsip posisi yang benar ketika berada di garis start, di antaranya:

1. Aba-aba Pertama

Terdapat 3 aba-aba sebelum memulai berlari di lintasan. Aba-aba pertama yakni ucapan bersedia. Ketika kata tersebut diucapkan, pelari harus berada pada posisinya masing-masing. Sikap yang harus ditunjukkan ketika aba-aba ini, yakni:

  • Posisi tubuh jongkok dengan satu kaki ditekuk dan diletakkan di atas tanah.
  • Posisi ujung kaki yang diletakkan di tanah harus berada di papan tolakan, agar kaki mudah mendorong ketika lari dimulai.
  • Satu kaki lagi ditekuk dengan posisi didepan dada. Letakkan telapak kaki sejajar dengan kaki yang ditekuk di tanah.
  • Badan membungkuk dengan condong ke depan.
  • Buat tubuh senyaman mungkin dengan pandangan ke depan dan telinga fokus mendengar aba-aba selanjutnya.
  • Kedua tangan berada disamping tubuh dengan jari-jari rapat, kecuali ibu jari.

4. Aba-aba Kedua

Aba-aba selanjutnya adalah ucapan siap. Ketika kata ini terdengar, maka posisi seorang sprinter harus berada pada posisi seperti berikut ini:

  • Kaki yang diletakkan di tanah diangkat, beriringan dengan panggul yang juga terangkat.
  • Kini, titik berat badan tertumpu pada kedua tangan dan kaki satunya yang berada di depan dada.
  • Badan terus condong kedepan dengan pandangan tertunduk, serta fokus menunggu aba-aba selanjutnya.

5. Aba-aba Ketiga

Aba-aba terakhir adalah ucapan ya atau bunyi suara tembakan dari pinggir lapangan. Dengan begitu, para pelari mulai berlari secepat mungkin menuju garis finish. Ketika aba-aba ini terdengar, maka pelari harus berada dalam posisi berikut ini.

  • Beri kekuatan penuh pada kaki yang menolak di papan tolakan, serta badan yang terus condong kedepan.
  • Ayunkan lengan sekuat tenaga dan langkahkan kaki dengan cepat, sehingga tubuh tetap seimbang dan tidak mudah jatuh.

 

Jadi, prinsip lari cepat yaitu berlari pada ujung kaki di atas lintasan lari. Namun, tidak hanya kaki yang menjadi tumpuan, melainkan gerakan lengan dan posisi badan juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan, ketika mulai berlari di lintasan lari jarak pendek.